Entahlah.......................
Sebuah perjalanan pulang dari Kediri naik Kereta Api mengingatkan pada perjalanan kehidupan yang terlewati, terkadang semua berjalan terasa lambat begitu membosankan tapi terkadang berlari terlalu cepat sehingga tak mampu berlari mengejar, sepenggal cerita demi cerita menghiasi perjalanan, teringat sebuah lagu dari PADI "Kulayangkan pandangku melalui kaca jendela, dari tempatku bersandar seiring lantun kereta" .
Gelap mendung menggelayut di ujung sana, mungkinkah kehidupan memang begitu gelap? sebuah petanyaan usil terlintas ,dan kereta tanpa peduli sang penumpang terus berjalan. Melayang pikiran terungat masa kecil yang indah sekaligus pahit, terbersit kerinduan mendalam pada kasih sayang, entahlah................
Kerinduan yang tak pernah terobati, meski sekedar mencurahkan rasa sayang pada seseorang yang disayangi, atau ingin merasakan rasa sayang dari orang tua, terlalu tua muungkin diriku, begitu banyak masa terlewati meninggalkan kesan, kesedihan, yang paling manyakitkan penyesalan, begitu banyak kesempatan terlewatkan sia-sia .
Dan Kereta berhenti sesaat di stasiun...................................
Tersentak, tersadar aku dari lamunan panjang, seseorang naik kereta, buyarkan lamunan panjang .
Pelan berjalan Kereta kembali meneruskan perjalanan dan Entahlah.................
Ternyata dalam kehidupan seseorang masuk mengisi kehidupan tanpa pernah disengaja dan tak terduga, mengisi relung jiwa yang masih kosong, Teringat begitu banyak orang datang dan pergi meninggalkan kenangan indah , sedih, pahit, kerinduan ini semakin tak terbendung rasa ingin seseorang untuk bersandar dari letihnya perjalanan, sekedar berbagi cerita, lepaskan penat atau bahkan lebih dari itu sebagai pasangan dalam perjalanan yang penuh liku, Aku kangen pada seseorang yang entah siapa dirinya yang memenuhi gerbong jiwa ini .
Melambat, kembali melambat , seseorang turun melewatiku dan turun .
Begitukah kehidupan?, seseorang mesti pergi tanpa terduga, satu persatu penumpang turun Satu persatu pergi, kakku telah pergi, turun dari kereta kehidupan 50 hari yang lalu, sedih jika teringat, akankah aku juga akan pergi secepat itu .
Cepat, laju sang kereta menuju stasiun terakhir .
Tersenyum sendiri aku menggumam, "Siapakah Aku ?" Apakah aku harus selalu sedih ? selalu menyesali indahnya hidup yang terus berjalan ? sia-siakan kesempatan yang ada? TIDAK aku mesti terus mengikuti perjalanan keretaku sampai pada akhirnya akan berhenti dan aku turun sambil membiarkan kereta itu terus berjalan .
Melambat semakin melambat menggugah rasaku, aku harus turun, berhenti dan meneruskan hidupku, biarkan kereta itu terus berjalan sesuai kehendak Sang Masinis, Biarlah aku terhenti di sini .
Minggu, 23 Desember 2007
Perjalanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar