
"Lelakoning Urip Ana Ing Alam Dunya Hamung Mampir Sedhela, Nanging Yen Sampun Mampir Akeh Kang Padha Tuna "
Sepenggal pemikiran yang diilhami nasehat seorang sahabat, kurang lebih berarti " hidup hanyalah sesaat, namun jika terlewat banyak yang merugi dan menyesal.
Disaat seperti ini, saya sedang menunggu saat stat kembali ke dunia lama, dunia yang sulit untuk dimengerti oleh orang lain. Mengapa saya mengatakan seperti ini?
Teringat pertama kali ke Surabaya, 16 Desember 2006,Berangkat dengan restu Orang yang saya hormati, tanpa pernah berpikir apa yang akan terjadi dengan bekal keyakinan saja.
Saat sampai di Surabaya, Melanjutkan kehidupan dengan kuliah di ITS, dengan kurun waktu 6 bulan ( biaya gratis dari instansi pemerintah ), membuka mata saya tentang kehidupan baru, kehidupan di luar tempurung kelapa( saya cuma katak dalam tempurung ), banyak membuat saya berpikir.
Dulu, saat masih di lingkungan yang dulu, pemikiran masih kurang luas, kurang dewasa dalam memandang sesuatu, atau hanya tahu teori, hingga saat ini sedikit banyak telah berubah, ternyata dalam hhidup, cara berpikir seseorang sangatlah berbeda.
Lalu apa hubungannya dengan nasehat itu ?
Seperti terbangun, ternyata dalam hidup terkadang ada yeng terlewati sia2, malah bukan hanya kadang2 tapi sering dan jika teringat saat itu penyesalan pasti ada.
Meski begitu, hidup adalah sebuah perjuangan, meski ada yang tak mampu dicapai bukan berarti semua telah telah berakhir.
" Life Is Too Short, We Never Know When It's Over and How The End "
Rabu, 06 Juni 2007
Sesaat Yang Berarti Banyak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar